Selasa, 30 Oktober 2012

Hindari : Krim Malam dengan Pemutih

Krim malam sangat penting bagi mereka yang kulitnya sudah memperlihatkan tanda-tanda penuaan, yaitu usia 35 tahun ke atas. Tujuan krim malam ini untuk memberikan tambahan vitamin pada kulit. Bagaimana penggunaan yang baik dan benar?

“Intinya, krim malam bermanfaat untuk memberikan nutrisi pada kulit. Malam hari adalah waktu terbanyak untuk penyerapan dibanding pada siang hari. Makanya sangat baik menggunakan krim malam,” kata Ahli Kecantikan yang juga pengurus Tiara Kusuma, Nunuk S. Dahlan kepada Vista.

Sebenarnya, lanjut Nunuk, nutrisi dari makanan saja sudah cukup untuk kulit. “Namun begitu proses penuaan terjadi, mau tidak mau harus menggunakan krim malam. Bagaimanapun kita tidak bisa mengalahkan proses penuaan dan gravitasi bumi di mana kulit cenderung ditarik ke bawah hingga menurun (kendur),” ujar wanita yang juga aktif di Himpunan Ahli Rias Pengantin (HARPI) Melati.

Masyarakat umumnya sudah mengetahui pentingnya penggunaan krim malam. Akan tetapi tidak semua orang memahami penggunaan krim malam secara tepat dan bagaimana memilih krim malam sesuai kebutuhan.

Sebagai contoh, sekarang ini banyak produk krim malam yang tidak hanya menawarkan menutrisi kulit tapi juga memutihkan kulit. Iklan produk yang begitu gencar membuat orang tergiur untuk mencoba krim malam dengan pemutih. Apalagi iklan tersebut mengklaim, bahwa kulit putihlah yang paling sempurna.

Sebaiknya, tambah Nunuk, hindari penggunaan krim malam dengan pemutih terutama bagi mereka yang belum pernah mencoba.

“Sebab, penggunaan krim malam dengan pemutih akan meninggalkan efek ketergantungan. Jika kita berhenti menggunakan, kulit akan terkesan kusam,” jelasnya.

Pendidik dan Penguji di Lembaga Kursus Kecantikan Rambut, Kulit, Pengantin dan Spa ini juga mengingatkan pentingnya aturan penggunaan krim malam.

Namun katanya, kalangan remaja hingga usia 30 tahunan belum perlu menggunakan krim malam. Sebaiknya krim malam digunakan usia 35 tahun ke atas atau mereka yang kulitnya mulai memperlihatkan tanda-tanda penuaan.

“Bagi mereka yang masih berusia 35 tahun, jangan gunakan setiap malam. Cukup gunakan seminggu sekali, baru kemudian ditingkatkan seminggu dua kali tergantung meningkatnya usia serta kondisi kulit,” jelasnya.

Orang yang terlalu banyak berada di ruangan berpendingin (AC) atau sering bertugas di luar ruang biasanya kulitnya cepat kering. Dengan begitu, penggunaan krim malam bisa ditingkatkan dua hingga tiga kali seminggu.

Sedangkan untuk mereka yang berusia 50 tahun ke atas sebaiknya gunakan krim malam setiap hari. “Gunakan terutama untuk daerah-daerah yang cepat berkerut, seperti seputar mata dan leher,” kata Nunuk lagi.

Idealnya, krim malam digunakan selama tujuh jam dari malam sampai pagi. “Krim malam bisa digunakan setelah shalat Isya, sekitar pukul 19.00-20.00. Sebelum menggunakan krim malam, tentu wajah harus dibersihkan terlebih dulu,” katanya.

Begitu bangun tidur, krim malam perlu diangkat lagi melalui proses pembersihan kulit wajah, sebelum menggunakan riasan pagi bila memang punya aktivitas di luar rumah.

Bagaimana cara memilih krim malam yang baik, Nunuk memberikan tipsnya. Karena krim malam sejatinya adalah pemberian nutrisi untuk kulit, maka pilihlah produk yang hanya mengandung vitamin untuk kulit, collagen. Biasanya dalam produk sudah tertera kandungan vitamin krim malam.

“Hindari penggunaan krim malam yang berfungsi sebagai pemutih termasuk menawarkan pengelupasan,” tandasnya. (Marmi Panti Hidayah, Foto: Stockbyte)

Senin, 29 Oktober 2012

Ine Febriyanti : lebih suka casual


Lain lagi dengan aktris yang kini terjun sebagai sutradara, Ine Febriyanti (Foto: Kapanlagi). Ia mirip Natalie Portman yang tidak terlalu mengutamakan fashion dan enggan mengenakan gaun mewah.

“Aku bukan termasuk orang yang fashionable, karena aku lebih suka tampil simpel. Buatku baju simpel paling keren,” urainya sembari tertawa.

Bintang yang baru saja mendapat beasiswa untuk pendidikan penyutradaraan di Asian Film Academy, Busan, Korea Selatan, ini lebih suka mengenakan jins dipadu kaus putih. “Nggak tahu ya, aku merasa lebih nyaman begitu. Mungkin sebagai film maker, membuat aku jarang pakai gaun,” tuturnya pada Vista.

Jika ada acara selebrasi, ia akan menyesuaikan diri. Misal, saat syuting, sutradara yang pernah merilis film independen “Beth” dan “KPK” ini lebih suka mengenakan jaket, jins dan sepatu boots. Di acara-acara pernikahan, ia memilih mengenakan kebaya modern dipadu kain.


Bintang teater dalam lakon "Opera Primadona" yang digarap Teater Koma pada 2000 ini pun bercerita, bagaimana saat di Busan ia berkesempatan melenggang di karpet merah dalam acara penutupan Busan International Film Festival 2012. Di situ, ia mengenakan kebaya modern rancangan Obin.

“Pada saat itu, dari sekian banyak pembuat film di Asia yang mendaftar hanya 24 yang diterima. Alhamdulillah, aku salah satu yang terpilih, selain beberapa peserta dari Jepang. Korea, Uzbekistan dan negara lainnya,” tutur Ine.

Saat penutupan film, seluruh peserta diwajibkan mengenakan busana tradisional dan melenggang di red carpet. “Aku pakai rancangan Obin, karena dia punya dedikasi pada busana tradisional Indonesia. Buatku keren dan menunjukkan identitas Indonesia,” tutur artis yang mengenakan make up sendiri termasuk dalam menata rambut.

Biarpun tidak ditangani make up artist, lanjut Ine, para tamu dan penonton tertarik pada kebaya modern yang dikenakan.

“Terus terang dalam berbusana aku nggak melihat model yang dikenakan orang lain. Sebab ada teman yang menjahitkan baju aku sesuai karakter aku. Dia juga selalu berikan saran bagaimana busana yang cocok buatku,” tuturnya.

Meskipun mengaku bukan tipe memprioritaskan fashion, tapi Ine yang sedang bersiap menggarap film pada 2013, merasa harus peduli pada fashion. Ini merupakan konsekuensinya terjun di dunia hiburan.

Sementara Syahrini termasuk selebritas yang menjadi role model fashion sekaligus punya panutan dalam berbusana. Tentu kita masih ingat busana muslim gaya Syahrini, abaya renda. Busana ini sangat popular di masyarakat. Bahkan, penjual busana muslim selalu mempromosikan jualannya dengan sebutan "busana muslim Syahrini".

Dan busana muslim Syahrini ini tidak hanya diikuti kalangan masyarakat umum, tapi juga sesama artis. Satu di antaranya Ayu Dewi yang mengaku sangat tertarik busana muslim gaya Syahrini tersebut.

Sebaliknya, penyanyi yang mengulang popularitas tembang "Aku Tak Biasa" ini justru terinspirasi pada busana kantoran ala Kim Kardashian. Baru-baru ini, Syahrini tampil di panggung "Dahsyat" RCTI dengan busana ala kantoran.

“Terus terang aku melihat Kim Kardashian pakai busana kantoran tapi lebih fashionable. Jadi aku coba pakai model baju kantoran,” tutur Syahrini dengan penuh percaya diri.

Jauh sebelumnya, Syahrini mencoba mencontek gaya Victoria Beckham saat dipercaya menyambut kedatangan pesepakbola David Beckham ke Jakarta. Mengenakan dress oranye, Syahrini benar-benar menjiplak gaya Victoria.

Busana dengan siluet sederhana membuatnya semakin cantik dan seksi. Syahrini juga melengkapi penampilannya dengan jambul katulistiwa. Di situ, ia pun mengenakan kacamata rancangan Victoria Beckham. (Marmi Panti Hidayah)

DJ Delizious Devina: aku selalu mengikuti perkembangan fashion


Di Indonesia, tak sedikit selebritas yang juga punya role model di bidang fashion. DJ Delizious Devina (Foto: Kapanlagi) misalnya, termasuk kategori seleb yang mengikuti perkembangan mode. “Yang jelas aku selalu mengikuti perkembangan fashion, karena seperti industri musik, dunia fashion terus berkembang,” katanya kepada Vista


Untuk aktivitas sehari-hari, Devina lebih suka mengenakan busana kasual berupa jeans dan t-shirt seperti Marc Jacobs-style. Alasannya lebih nyaman saja mengenakan busana kasual.
“Nah, kalau untuk show saya suka gaya-gaya yang edgy seperti Lady Gaga. Jadi lebih ke ekstrem,” ujarnya. Dengan pilihan edgy style, tampilan Devina jadi terkesan trendi, simpel, ringan, dan chic.

Minggu, 28 Oktober 2012

Natalie Portman : menyukai penampilan sutradara Sofia Coppola

Lihat saja Natalie Portman (Foto: Getty Images/Isaac Brekken). Peraih Golden Globe dalam film “Closer” ini mengaku tidak suka mengenakan gaun mewah. Namun, kadang ia harus berkorban demi pekerjaannya sebagai bintang film atau menyenangkan keluarga suaminya.



Dalam Female First, bintang “Cold Mountain” ini pernah "terpaksa" mengenakan busana Christian Dior demi sebuah acara keluarga suami. Namun demikian, Natalie Portman mengaku sangat mengidolakan penampilan sutradara Sofia Coppola (Foto: Getty Images/Alberto E Rodriguez).


“Saya jatuh hati pada penampilannya. Saya mencoba menirunya, dari mulai sandal hingga cat kuku. Buat saya penampilan dia bagus,” kata bintang "Star Wars" itu.


Fashion Inspirasi bagi para artis

Busana yang membalut tubuh seleb, kadang menjadi inspirasi bagi artis lainnya. Lihat saja Kate Middleton (Foto: Getty Images/Indigo) yang tertangkap kamera saat mengenakan busana merah menyala di Queen’s Diamond Jubilee, beberapa waktu lalu.

Seperti dilansir Daily Mail, kostum yang dikenakan Duchess of Cambridge ini adalah hasil rancangan Alexander McQueen. Yang mengejutkan adalah busana serupa pernah dikenakan Kim Kardashian dan penyanyi seksi, Tulisa.

Modelnya terkesan memadukan apa yang dikenakan Kim dan Tulisa, hanya berbeda detail saja. Kate mengenakan busana lengan panjang dan rok lipit merah menyala. Sedangkan Kim dan Tulisa mengenakan busana tanpa lengan.

Tidak hanya itu, Kate melengkapi tampilannya dengan topi Lock & Co, serta terkesan klasik dengan model potongan leher lebih lebar.

Sebagai bagian dari Kerajaan Inggris, fashion Kate Middleton ini langsung menarik perhatian dan menjadi perbincangan media.

Padahal urusan menjadikan selebritas lain sebagai role model di bidang fashion adalah hal lumrah.

Jumat, 26 Oktober 2012

Jakarta perlu bangunan ramah lingkungan

Ramah lingkungan sangat sulit ditemukan di Jakarta. Seperti yang anda ketahui, kemacetan adalah bagian dari ibukota Jakarta. Tidah hanya kemacetan, polusi, kejahatan dan ketidak teraturan sudah menjadi bagian dari wajah Ibu kota.

Kepadatan Jakarta tidak mudah di tanggulangi, sehingga keadaan Jakarta saat ini sangat kritis dengan polusi tinggi. Judy Simmons sangat mengharapkan adanya bangunan yang peduli lingkungan untuk tidak memperparah polusi di Ibu kota. Ditambah lagi dengan adanya bangunan yang peduli lingkungan, akan memberi hal positif bagi yang menempatinya.


RumahCom – Tak ada yang meragukan bahwa Jakarta adalah kota dengan pertumbuhan paling pesat di dunia. Hal ini juga diakui oleh Judy Simmons Shenefield, World President FIABCI (Federasi Real Estat Internasional) yang baru menginjakkan kaki di Jakarta setelah belasan tahun.

Saat diwawancara Rumah.com di sela-sela acara FIABCI Asia Pacific Regional Secretariat Summit ke-15, Sabtu, (20/10) lalu, Judy mengatakan dirinya pernah datang ke Jakarta tahun 90an, namun kondisi kota belum seperti sekarang ini. “Sekarang, lalu lintas Jakarta sudah sangat padat dan macet. Warga Jakarta pasti sangat penyabar,” imbuhnya sembari tersenyum.

 Saat mengetahui bahwa Indonesia hanya memiliki lima green building—yang mendapat Greenship dari GBCI—wanita asal Washington DC, Amerika Serikat ini menyatakan prihatin, mengingat polusi di Indonesia sudah terbilang tinggi.
 “Saya rasa pemerintah dan asosiasi pengembang seperti Real Estat Indonesia harus melakukan beragam cara agar para pengembang mau membangun properti ramah lingkungan,” pungkasnya.

Kamis, 25 Oktober 2012

Teknologi meningkatkan kemudahan

Internet dan jaring sosial sangat membantu sekali untuk agen properti. Bila sebelumnya menggunakan media masa, sekarang media internet menjadi pilihan paling utama. Hal ini di ungkap dalam acara memperkenalkan teknologi online untuk meningkatkan pekerjaan agen properti.

Tidak hanya dalam hal memperkenalkan atau mengiklankan. Kemampuan internet juga membuat kita saling terhubung dalam sebuah network yang nantinya akan mempermudah dalam hal menunjukkan inovasi, informasi dan lain-lain seputar  properti. Twitter, Facebook dan  sosial networking lain layak menjadi panutan dalam pemilihan metode di masa depan.

RumahCom – Guna mengedukasi agen properti mengenai keunggulkan dan keuntungan menggunakan media properti online, Rumah.com kembali menyelenggarakan event 'Rumah.com Agen Properti Roadshow'. Kali ini roadshow mengunjungi broker properti yang beroperasi di kawasan Jakarta Barat.

Chris Antonius, Country Managing Director PT Allproperty Media menjelaskan, teknologi online yang memberi kemudahan dalam mengakses informasi, juga sangat powerful untuk berbisnis. "Teknologi online adalah teknologi masa depan dan merupakan salah satu media yang bisa digunakan untuk mendapatkan lebih banyak leads," jelasnya di sela-sela acara 'Rumah.com Agen Properti Roadshow' di Pisa Cafe, Puri Kencana, Jakarta Barat, hari ini (24/10).


Sementara itu, Abuy Tjia, broker properti dari ERA Top Semanan menyatakan, event semacam ini sangat bermanfaat bagi para broker properti, karena dapat memperluas networking antar-broker.

“Network sesama broker sangat penting untuk memperlancar bisnis kami. Jadi saya menyarankan agar acara seperti ini lebih sering diselenggarakan Rumah.com,” kata Abuy.

Menanggapi hal tersebut, Chris mengungkapkan, Rumah.com akan rutin melakukan roadshow untuk mendekatkan diri sekaligus mengedukasi para broker properti. "Event ini tidak hanya dilakukan di Jakarta, tetapi juga di kota-kota lain di Indonesia," jelasnya.

Anto Erawan
antoerawan@rumah.com